Untukmu yang terkasih,
Tuhan masih senang melihat kita bersama.
Oleh karena itu, di antara perselisihan dan kebencian yang pernah ada, belum ada perpisahan yang benar-benar mendefinisikan perpisahan di antara kita.
Aku lebih sering menangis ketika harus menulis hal-hal yang kucinta darimu, dibanding pada apa yang kubenci dan mungkin pernah membuatku sangat tersakiti. Itu karena belum ada orang lain sebelum kamu yang membuatku merasa sangat dicintai dan diusahakan.
Aku, yang tidak semudah itu dihadapi,
yang kutahu sempat membuat darahmu naik hingga ulu hati.
Pada detik ini, di mana suara Sal Priadi asyik menyanyikan larik-larik lagu ‘Ikat Aku di Tulang Belikatmu’ pada sekitar pukul tiga pagi; aku tiba-tiba teringat bagaimana aku seringkali jatuh terlelap ketika kau sibuk berjuang mengantarku selamat hingga tujuan. Dan hingga akhirnya mataku terbangun dari tidur panjangnya dengan tepukan ringan di bahu, yang pertama kulihat adalah senyum-mu sewaktu mengucap “Yuk, sudah sampai.”.
Benar, ada banyak cara untuk mencintai. Ada banyak pula cara untuk menyampaikan cinta jika bukan melalui kata-kata. Mengingat sekurang-kurangnya 500 hari yang dilalui bersama, begitu banyak cara-mu menadakan kasih yang seringkali membuatku kehabisan kata.
Kasih, aku tidak tahu ombak sebesar apa yang menunggu kita di depan nanti;
tetapi jika suatu saat kau dan aku memutuskan untuk melanjutkan hidup pada dua garis berbeda, berbahagialah bahwa pernah ada waktu di mana kedua garis kita saling menyapa. Ingatlah bahwa apa yang kita miliki dan rasakan saat ini adalah nyata.
Dan menjalani hubungan pertamaku denganmu menjadi tanda, di mana untuk pertama kalinya dalam hidup aku tidak takut untuk menyayangi seseorang terlalu dalam.
Kata-kata yang tertulis selalu lebih mudah tersampaikan dibanding saat perlu diucapkan. Maka pada surat ini aku ingin mengingatkanmu selalu, bahwa satu hal yang selalu kurasakan untukmu adalah bangga. Melihatmu semakin hari semakin menjadi dirimu sendiri, terima kasih sebesar-besarnya telah membiarkanku mendampingimu sejauh ini.
Dirimu dengan hati yang begitu besar untuk orang-orang di sekitarmu, tekad begitu kuat untuk menjadi versi terbaik dirimu, dan kesedihan begitu dalam yang seringkali terlewat ‘tuk dipahami orang lain. Untuk segala sisi dirimu yang telah kau perlihatkan kepadaku, aku tahu dan aku mengerti. Oleh karena itu, kasih, ingatlah; di antara orang-orang yang mungkin pernah ada dan pernah menyakiti-mu begitu dalam, dengarlah hanya apa yang aku ucapkan dan percayalah. Aku memilihmu bukan hanya karena apa yang kau pahami, tetapi pada apa yang tidak dapat kau lihat di dirimu sendiri.
Untukmu yang terkasih,
terkadang ada kata-kata yang tidak terucapkan namun terasa,
terkadang ada kata-kata yang tidak diinginkan namun terucapkan,
namun aku paham jarak di antara kita jauh lebih dekat
dan lebih nyata dibanding kata-kata yang menjembatani kita.
Pada surat ini, aku tuliskan kata-kata yang mungkin belum pernah aku ucapkan kepadamu. Surat penuh dengan terima kasih dan sayang yang kurasa, yang mungkin belum sempat membuatmu merasa begitu dikasihi sebelumnya.
Selamat bertambah tua
untukmu yang terkasih.
__ 29 Januari 2019